.

Breaking News

Minggu, 19 Mei 2013

Teori Belajar Matematika Menurut Bruner, Gagne, Thorndike, Skinner, Piaget

Teori Belajar Matematika Menurut Bruner, Gagne, 
Thorndike, Skinner, Piaget



1.       Teori Belajar Bruner
Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome S.Bruner seorang ahli psikologi (1915) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah mempelopori aliran psikologi kognitif yang memberi dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan berfikir. Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan mentransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya.

Read more ...

Rabu, 15 Mei 2013

Indikator Pemahaman Konsep Matematika

Indikator Pemahaman Konsep Matematika



Menurut Sanjaya (2009) mengemukakan “Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasi konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Menurut Sanjaya (2009) indikator pemahaman konsep diantaranya:
  1. Mampu menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya;
  2. Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta mengetahui perbedaan;
  3. Mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut;
  4. Mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur;
  5. Mampu menberikan contoh dan kontra dari konsep yang dipelajari;
  6. Mampu menerapkan konsep secara algoritma;
  7. Mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.
Indikator di atas tersebut sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004, indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu:
  1. Menyatakan ulang sebuah konsep;
  2. Mengklasifikasikan objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya;
  3. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep;
  4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi;
  5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep;
  6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu;
  7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
Sumber:
Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya (Pemahaman Konsep).pdf


Sumber: http://dedi26.blogspot.com

Read more ...

Selasa, 14 Mei 2013

Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Menurut Para Ahli

Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Menurut Para Ahli



Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang maksimal. Berikut ini merupakan beberapa pengertian pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut para ahli.


  1. Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
  2. Bern dan Erickson (2001:5) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”.
  3. Johnson, et al. (1994); Hamid Hasan (1996) “Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok”.
  4. Suprijono, Agus (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
  5. Slavin (Isjoni, 2011:15)  “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
  6. Eggen and Kauchak (1996:279) “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.
  7. Sunal dan Hans (2000) “Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”.
  8. Stahl (1994) “Cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial”.
  9. Kauchak dan Eggen dalam Azizah (1998) “Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan”.
  10. Djajadisastra (1982) “Metode belajar kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas”.
Sumber:
Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA
Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana



Sumber: http://dedi26.blogspot.com

Read more ...

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika



Sehubungan dengan postingan saya terdahulu tentang 8 Keahlian Standar Guru Abad ke-21, maka sekarang saya posting lagi yang sangat berkaitan erat dengan hal tersebut. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru matematika hendaknya memanfaatkan penggunaan alat-alat pendidikan seperti komputer, kalkulator dan teknologi lainnya. Di era modern yang semakin pesat ini, semakin banyak matematikawan yang transpirasi dengan adanya produk teknologi pada bidang pendidikan, misalnya komputer. Teknologi menyediakan pendekatan baru untuk menyelesaikan masalah matematika dan mempengaruhi jenis pertanyaan investigasi. Teknologi mempunyai peranan yang signifikan dalam pembelajaran matematika. Bentuk pembelajaran matematika yang biasanya menggunakan metode konvensional dengan tatap muka di dalam kelas, sekarang sudah mulai ada perubahan menuju pembelajaran virtual dalam bentuk e-learning atau distance Education. Melalui pembelajaran IT, peserta didik dapat mengakses bahan ajar ataupun tugas tanpa adanya batasan jarak dan waktu.

Ada tiga jenis pengguna IT/ICT dalam proses pembelajaran (Heinich, et. al., 1996) yaitu “Pengguna yang memanfaatkan komputer untuk penyampaian materi belajar, pengguna yang menyebarluaskan bahan ajar melalui jaringan internet, dan pengguna yang memanfaatkan IT/ICT sebagai basis komunikasi”. 
Shimojo (2003), “pengguna IT/ICT dalam bidang pendidikan dan penelitian diantaranya : menganalisis struktur pengetahuan untuk membuat pembelajaran yang baik; mengevaluasi kinerja siswa melalui peta konsep; knowledge structure analysis dan concept-map diagnosis of learning; computer-supported collaborattive learning; distance education; dan courseware pada WEB bagi para siswa sekolah yang bersangkutan”.
Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pembelajaran matematika. Melalui jaringan internet, pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian bahan ajar bisa dibuat dalam desain khusus sehingga interaksi antara siswa dan komputer berlangsung secara dinamis dalam bentuk stimulus-respon. Komputer bisa memberikan siswa kesempatan untuk menyajikan input yang direspon komputer atau sebaliknya. Proses berikutnya respons bisa dijadikan sebagai stimulus yang baru sehingga adanya respons lanjutan yang akan semakin memperkuat daya ingat siswa dalam konsep yang sedang dipelajari. 
Dalam interaksi pembelajaran berbasis komputer, bahan ajar yang digunakan merupakan kumpulan teknik, software dan materi yang dirancang sedemikian rupa untuk memperlancar proses pembelajaran. Software komputer harus mampu memotivasi siswa, sehingga siswa tertarik pada pembelajaran tersebut. Kaput (1992:515) mengemukakan “Program pembelajaran berbasis komputer tidak hanya didasarkan pada asumsi-asumsi yang dijadikan sebagai panduan, tapi juga harus didasarkan pada kepiawaian pakar dalam mengimplementasikan asumsi-asumsi tersebut dalam presentasi software tersebut, selaras dengan karakteristik software dan hardware yang digunakan”.





Sumber: http://dedi26.blogspot.com

Read more ...

Senin, 29 April 2013

Proses Pembelajaran Inovatif

Proses Pembelajaran Inovatif



Pembelajaran inovatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan adalah salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Pada proses ini guru dan siswa saling memberikan pengetahuan tentang bagaimana hasil belajarnya bagi siswa dan proses pembelajaran ini mengtamakan kreativitas siswa. Secara garis besar, dapat digambarkan sebagai berikut:


Read more ...

Minggu, 28 April 2013

Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Jenis-Jenis Media Pembelajaran



1. Media Visual
Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual. Jenis-jenis media visual antara lain:
  • Gambar atau foto
  • Sketsa
  • Diagram
  • Bagan
  • Grafik
  • Kartun
  • Poster
  • Peta atau Globe
  • Papan Planel
  • Papan Buletin
2. Media Audio
Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambang-lambang auditif. Jenis-jenis media audio antara lain:
  • Radio
  • Alat Perekam atau Tape Recorder
3. Media Proyeksi Diam
Jenis-jenis media proyeksi diam antara lain adalah:
  • Film Bingkai
  • Film Rangkai
  • OHT
  • Opaque Projektor
  • Mikrofis
4. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual
Jenis-jenis media proyeksi gerak dan audio visual antara lain:
  • Film Gerak
  • Film Gelang
  • Program TV
  • Video
5. Multimedia
Vaughan (2004) menjelaskan bahwa "Multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Sedangkan Heinich dkk. (2005) mengatakan bahwa  "Multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang terpadu seperti teks, grafik, animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer. 
6. Benda
Benda-benda yang ada di alam sekitar dapat juaga digunakan sebagai media pembelajaran, baik itu benda asli ataupun benda tiruan. 


Sumber: http://dedi26.blogspot.com

Read more ...

Lingkungan Pembelajaran yang Efektif

Lingkungan Pembelajaran yang Efektif


Penyediaan lingkungan pembelajaran yang efektif meliputi strategi yang digunakan oleh seorang guru untuk menciptakan sebuah pengalaman ruang kelas yang positif dan produktif. Sering disebut manajemen ruang kelas (classroom management), strategi untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang efektif tidak hanya meliputi mencegah dan menanggapi perilaku yang buruk tetapi yang lebih penting adalah menggunakan waktu kelas dengan sebaik-baiknya, menciptakan suatu atmosfer yang kondusif bagi minat dan penelitian, dan membolehkan kegiatan yang melibatkan pikiran dan imajinasi peserta didik. Kelas yang tidak mempunyai masalah perilaku sama sekali tidak dapat dianggap sebagai kelas yang dikelola dengan baik.

Read more ...

Kamis, 25 April 2013

Program Pengembangan Diri

Program Pengembangan Diri


Dalam Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa kurikulum SMP/ MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Pengembangan diri bukanlah merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan dibimbing oleh konselor (Guru BK/BP), guru mata pelajaran, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler atau melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkaitan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik.

Read more ...

Rabu, 24 April 2013

Upaya Membantu Siswa Mengatasi Masalah Belajar

Upaya Membantu Siswa Mengatasi Masalah Belajar


Nah,, Setelah kemarin telah berbagi tentang penyebab masalah belajar, sekarang saya akan ulas tentang upaya membantu siswa mengatasi masalah belajar. Sebenarnya bagaimana sih cara mengatasinya .. mari kita simak baik-baik.
Para  ahli  telah  mengajukan  langkah-langkah  yang ditempuh  untuk melaksanakan pemecahan  masalah  belajar. Ross  dan  Stanley  (dalam depdikbud,1985:38)  menyatakan bahwa  tahapan  dalam pemecahan masalah  belajar sebagai berikut:

Read more ...

Minggu, 21 April 2013

Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar di Sekolah Dasar

Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar di Sekolah Dasar


Dalam proses pembelajaran tentu saja mengharapkan suatu hasil belajar yang baik yang tercapainya suatutujuan pembelajaran.
Akan tetapi dalam suatu pembelajaran pasti akan adanya suatu masalah yang timbul. Eye rolling smile. Secara garis besar, faktor yang menjadi penyebab terjadinya masalah belajar menurut Kartadinata (1999; 72) ada dua faktor yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor dari luar diri individu). Kedua faktor tersebut yaitu:

Read more ...

Jumat, 19 April 2013

Cara Mengidentifikasi Siswa yang Mengalami Masalah Belajar

Cara Mengidentifikasi Siswa yang Mengalami Masalah Belajar


Untuk mengidentifikasi siawa yang diperkirakan mengalami masalah belajar dapat dilakukan dengan cara; analisis hasil tes belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, dan observasi saat proses belajar mengajar berlangsung. Di bawah ini diuraikan cara mengidentifikasi tersebut di atas.

Read more ...

Kamis, 14 Maret 2013

Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi Bloom Revisi 


Sudjana, Nana (2009:22) mengemukakan "Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya". Kingsley, Hordward (Sudjana, Nana, 2009:22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu (1) keterampilan dan kebiasaan (2) pengetahuan dan pengertian (3) sikap dan cita-cita. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Akan tetapi Klasifikasi Bloom yang dikenal dengan Taksonomi Bloom (1956) mengalami perbaikan oleh Anderson pada Tahun 2001. Ada perbedaan pada Taksonomi Bloom Revisi ini, yaitu pada ranah kognitif dimensi evaluasi dan sintesis ditukar urutannya kemudian dimensi sintesis dinamai dengan membuat.




Semoga bermanfaat [^_^]

Read more ...

Rabu, 13 Maret 2013

Bagaimana Belajar Matematika Yang Baik?

BAGAIMANA BELAJAR MATEMATIKA YANG BAIK ?


Apa yang harus dilakukan ???
  1. Rajin Corat-coret
  2. Pahami rumus-rumusnya
  3. Tidak takut melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal
  4. Harus berani mencoba
  5. Selalu ikut lomba.

Rajin corat-coret
Waktu ditanya pelajaran apa yang paling sulit dan bikin pusing, pasti semua kompakan menjawab matematika. Pendapat tentang sulitnya belajar matematika memang bukan hal yang baru. Soalnya, dari zaman dulu sampe sekarang matematika masih dianggap pelajaran sulit yang memusingkan, padahal tidaklah demikian, apalagi siswa Taman Kanak-kanakpun ternyata sudah mampu belajar matematika.

Read more ...

Senin, 11 Maret 2013

Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar

Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar


Ada dua jenis tes yaitu tes uraian atau tes esai dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur. Sedangakan tes objektif terdiri dari bentuk pilihan benar-salah, pilihan ganda dengan beberapa variasinya, menjodohkan, dan isian bpendek atau melengkapi.


Read more ...

Minggu, 10 Maret 2013

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar.

Read more ...

Senin, 04 Maret 2013

Pendekatan Belajar dan Pembelajaran

Pendekatan Belajar dan Pembelajaran 


Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh seorang guru dan peserta didik dalam mencapai suatu tujuan intruksional untuk suatu satuan instruksional. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah bagi guru memberikan pembelajaran dan juga mempermudah bagi peserta didik untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pendekatan pembelajaran tidak harus berpatokan pada satu pendekatan tertentu saja, akan tetapi pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam suatu perencanaan pembelajaran. Adapun pendekatan pembelajaran yang sudah umum digunakan oleh para guru antara lain adalah sebagai berikut:


Read more ...

Cara Belajar yang Baik

Cara Belajar yang Baik


Gambaran dari belajar yang baik itu adalah sebagai berikut:
1. Belajar secara efisien yang ditampilkan dengan suatu komitmen yang tinggi untuk dapat mengatur waktu, dapat melaksanakan tugas-tugas belajar, datang ke sekolah tepat waktu dll.
2. Mampu dan selalu membuat catatan pelajaran dan tertib dalam membuat catatan.
3. Mampu membaca dan memahami isi bacaan dari mata pelajaran, mampu membaca cepat, dan mata
pelajaran yang sudah dibaca dapat tersimpan dalam ingatan.
4. Siap belajar dalam artian sebelum dan sesudah mengikuti mata pelajaran, belajar secara bertahap agar tidak jenuh.
5. Memahami perbedaan belajar pada tingkatan sekolah, berusaha untuk dapat belajar mandiri.
Belajar bukan hanya sekedar membaca dan membaca, melainkan harus dapat memahami dari apa yang dibaca tersebut. Dalam kegiatan belajar tidak selalu dapat berjalan dengan mulus meliankan selalu ada berbagai hambatan dan kesulitan. Untuk mengatasi suatu kesulitan belajar haruslah dengan suatu perencanaan yang sistematis. Adapun cara atau teknik untuk mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan target dan tujuan belajar dengan jelas.
2. Menghindari saran dan kritik yang bersifat negatif.
3. Menciptakan situasi belajar yang sehat dan kompetitif.
4. Menyelenggarakan remidial program.
5. Memberi kesempatan agar peserta didik memperoleh pengalaman yang sukses.

Read more ...
Hubungi Kami via SMS/WA: 087864437541 | IG: yoyoapriyanto | by YOYO APRIYANTO