Bangun Budaya Bernalar sejak Dini
Breaking News
Rabu, 31 Juli 2013
Bangun Budaya Bernalar sejak Dini
Kecerdasan Sosial pada Era Global
Kecerdasan Sosial pada Era Global
Yogyakarta (Suara Merdeka) - PADA era
global ini, sering kita mendengar tindakan kurang dewasa dari remaja
Indonesia. Sebut saja tawuran antarpelajar, pertengkaran antarkelompok
remaja, merebaknya tindak kriminal hanya karena alasan sepele.
Minggu, 21 Juli 2013
Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli
Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche
atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek
yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat
dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa
sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Rabu, 17 Juli 2013
Macam-Macam Gaya Belajar Pada Anak
Macam-Macam Gaya Belajar Pada Anak
Gaya Belajar Anda Visual, Auditori, atau Kinestetik ?
Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing2
dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan
tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara
ketiganya”.
Jumat, 28 Juni 2013
Prinsip-Prinsip Belajar Yang Baik
Prinsip-Prinsip Belajar Yang Baik
Tugas utama seorang peserta didik adalah belajar. Oleh karena itu kita harus
belajar dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang peserta didik harus mengetahui
prinsip-prinsip belajar, antara lain:
Kiat-Kiat Meningkatkan Kegemaran Membaca
Kiat-Kiat Meningkatkan Kegemaran Membaca
Wah koneksi internet membuat saya
tak berdaya untuk posting. Kali ini selagi ada koneksi internet saya akan coba
post beberapa artikel, berawal dari ga adanya kegiatan mengisi waktu luang saya
temukan sedikit artikel menarik dari majalah yang saya akan share-kan untuk
semuanya,, Oke langsung aja ke TKP..
Untuk dapat meningkatkan diri
terhadap kegemaran membaca, ada kiat-kiat yang bisa dicoba dan mudah-mudahan
membawa hasil yang baik, amin. Kiat-kiat tersebut antara lain:
Minggu, 23 Juni 2013
Lima Hal yang Membuat Presentasi Pembelajaran Memiliki ‘Power’
Lima Hal yang Membuat Presentasi Pembelajaran Memiliki ‘Power’
Buku dengan judul slide:ology yang
dikarang oleh Nancy Duarte merupakan buku yang bagus bagi Anda yang sering
melakukan presentasi. Dalam buku ini membahas segala sesuatu mengenai pembuatan
presentasi yang luar biasa. Salah satu bab dalam buku ini yang menarik adalah
pada bab 12, yaitu ‘Manifesto: The Five Theses of the Power of a
Presentation.‘
Dalam bab 12 ini, ada 5 hal yang perlu
Anda lakukan untuk membuat presentasi Anda memiliki power. Hal tersebut juga
berlaku jika Anda adalah seorang guru yang akan memberikan pembelajaran dengan
menggunakan media presentasi kepada siswa Anda. Kelima hal tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
- Treat Your Audience As King (Perlakukan Siswa Anda Seperti
Raja)
Siswa datang ke presentasi Anda tidak untuk melihat Anda, melainkan mereka mencari tahu apa yang dapat Anda lakukan untuk mereka. Presentasi Anda sukses apabila Anda dapat memberikan alasan kenapa mereka harus menyediakan waktu untuk datang ke presentasi Anda, dengan menyediakan konten presentasi yang beresonansi, dan dapat memastikan dengan jelas apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. - Spread Ideas and Move People (Sebarkan Ide dan Gerakkan Audiens Anda) Menciptakan ide-ide besar adalah apa yang akan Anda lakukan; tetapi membuat orang mempercayai, menggunakan, dan merasa memiliki kepentingan terhadap ide kita adalah bagian yang tersulit. Komunikasikan ide/konsep yang akan Anda ajarkan dengan menggunakan bahasa visual yang kuat agar dapat ditangkap oleh semua indera siswa, dan dengan sendirinya mereka akan mengadopsi ide mereka sendiri.
- Help Them See What You’re Saying (Bantu Siswa Anda untuk Melihat
Apa yang Anda Katakan)
Pengalaman luar biasa dari siswa datang karena adanya kejelasan. Bantulah siswa Anda mengerti dan memahami apa yang Anda bicarakan dengan menggunakan visualisasi yang mendukung. - Practice Design, Not Decoration (Desain Presentasi Anda, Bukan
Mendekorasinya)
Jangan hanya memberikan poin-poin dari presentasi Anda, melainkan desainlah informasi Anda agar sekompleks apapun informasi Anda, siswa dapat menangkap informasi Anda. - Cultivate Healthy Relationships (Jalinlah Hubungan yang Baik)
Sebuah hubungan yang bermakna antara Anda, slide Anda, dan siswa akan menciptakan sebuah hubungan yang baik antara konten presentasi dengan siswa. Sehingga buatlah informasi yang dekat dengan keseharian siswa.
Kamis, 20 Juni 2013
Langkah-Langkah Mengimplementasikan E-Learning
Langkah-Langkah Mengimplementasikan E-Learning
Oleh : Muda Nurul
Sabtu, 15 Juni 2013
Strategi Problem Solving
Strategi Problem Solving
Dalam menyelesaikan masalah harus dilakukan dengan strategi yang
tepat agar prosesnya dapat berjalan dengan efektif. Strategi problem-solving itu sendiri merupakan
kemampuan yang harus dimiliki untuk menyelesaikan masalah itu sendiri, tanpa
strategi yang tepat ada kemungkinan permaslaahan itu akan terselesaikan dengan
tidak sempurna bahkan tidak dapat terselesaikan.
Jumat, 24 Mei 2013
10 Fungsi Media Pembelajaran
10 Fungsi Media Pembelajaran
Beberapa fungsi media pembelajaran adalah : (1) Pemusat perhatian siswa;
(2) Menggugah emosi siswa; (3) Membantu siswa memahami materi
pembelajaran; (4) Membantu siswa mengorganisasikan informasi; (5)
Membangkitkan motivasi belajar siswa; (6) Membuat pembelajaran menjadi
lebih konkret; (7) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra;
(8) Mengaktifkan pembelajaran; (9) Mengurangi kemungkinan pembelajaran
yang melulu berpusat pada guru; dan (10) Mengaktifkan respon siswa.
Kamis, 23 Mei 2013
Empat Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru Profesional
4 Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru Profesional
Hanya sekedar mengingatkan buat rekan-rekan guru setanah air, karena
pasti sebagian besar guru sudah mengetahui tentang empat standar
kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Terlebih saat sekatang
ini sudah hampir setengah dari jumlah guru di Indonesia sudah mempunyai
sertifikat sertifikasi. Ini artinya mereka sudah lulus sebagai seorang
guru profesional yang tentunya keempat kompetensi guru tersebut harus
selalu di laksanakan di dalam kesehariannya dalam melaksanakan tugas.
Minggu, 19 Mei 2013
Teori Belajar Matematika Menurut Bruner, Gagne, Thorndike, Skinner, Piaget
Teori Belajar Matematika Menurut Bruner, Gagne,
Thorndike, Skinner, Piaget
1. Teori Belajar Bruner
Bruner yang
memiliki nama lengkap Jerome S.Bruner seorang ahli psikologi (1915) dari
Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah mempelopori aliran psikologi
kognitif yang memberi dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada
pentingnya pengembangan berfikir. Bruner banyak memberikan pandangan mengenai
perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar, atau memperoleh
pengetahuan dan mentransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang
bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner
menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk
menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Rabu, 15 Mei 2013
Indikator Pemahaman Konsep Matematika
Indikator Pemahaman Konsep Matematika
Menurut Sanjaya (2009) mengemukakan “Pemahaman konsep adalah kemampuan
siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu
mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti,
memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasi konsep yang sesuai
dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Menurut Sanjaya (2009) indikator pemahaman konsep diantaranya:
- Mampu menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya;
- Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta mengetahui perbedaan;
- Mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut;
- Mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur;
- Mampu menberikan contoh dan kontra dari konsep yang dipelajari;
- Mampu menerapkan konsep secara algoritma;
- Mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.
Indikator di atas tersebut sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen
Nomor 506/C/Kep/PP/2004, indikator siswa memahami konsep matematika
adalah mampu:
- Menyatakan ulang sebuah konsep;
- Mengklasifikasikan objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya;
- Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep;
- Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi;
- Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep;
- Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu;
- Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
Sumber:
Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya (Pemahaman Konsep).pdf
Sumber: http://dedi26.blogspot.com
Selasa, 14 Mei 2013
Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Menurut Para Ahli
Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Menurut Para Ahli
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan
jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi
antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan
pembelajaran yang maksimal. Berikut ini merupakan beberapa pengertian
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut para ahli.
- Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
- Bern dan Erickson (2001:5) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”.
- Johnson, et al. (1994); Hamid Hasan (1996) “Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok”.
- Suprijono, Agus (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
- Slavin (Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
- Eggen and Kauchak (1996:279) “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.
- Sunal dan Hans (2000) “Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”.
- Stahl (1994) “Cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial”.
- Kauchak dan Eggen dalam Azizah (1998) “Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan”.
- Djajadisastra (1982) “Metode belajar kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas”.
Sumber:
Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA
Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Sumber: http://dedi26.blogspot.com
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika
Sehubungan dengan postingan saya terdahulu tentang 8 Keahlian Standar Guru Abad ke-21,
maka sekarang saya posting lagi yang sangat berkaitan erat dengan hal
tersebut. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru matematika
hendaknya memanfaatkan penggunaan alat-alat pendidikan seperti komputer,
kalkulator dan teknologi lainnya. Di era modern yang semakin pesat ini,
semakin banyak matematikawan yang transpirasi dengan adanya produk
teknologi pada bidang pendidikan, misalnya komputer. Teknologi
menyediakan pendekatan baru untuk menyelesaikan masalah matematika dan
mempengaruhi jenis pertanyaan investigasi. Teknologi mempunyai peranan
yang signifikan dalam pembelajaran matematika. Bentuk pembelajaran
matematika yang biasanya menggunakan metode konvensional dengan tatap
muka di dalam kelas, sekarang sudah mulai ada perubahan menuju
pembelajaran virtual dalam bentuk e-learning atau distance Education. Melalui pembelajaran IT, peserta didik dapat mengakses bahan ajar ataupun tugas tanpa adanya batasan jarak dan waktu.
Ada tiga jenis pengguna IT/ICT dalam proses pembelajaran (Heinich, et. al., 1996)
yaitu “Pengguna yang memanfaatkan komputer untuk penyampaian materi
belajar, pengguna yang menyebarluaskan bahan ajar melalui jaringan
internet, dan pengguna yang memanfaatkan IT/ICT sebagai basis
komunikasi”.
Shimojo (2003), “pengguna IT/ICT dalam bidang pendidikan dan penelitian
diantaranya : menganalisis struktur pengetahuan untuk membuat
pembelajaran yang baik; mengevaluasi kinerja siswa melalui peta konsep; knowledge structure analysis dan concept-map diagnosis of learning; computer-supported collaborattive learning; distance education; dan courseware pada WEB bagi para siswa sekolah yang bersangkutan”.
Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk
tujuan-tujuan pembelajaran matematika. Melalui jaringan internet,
pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) dapat dilakukan
dengan mudah. Kemudian bahan ajar bisa dibuat dalam desain khusus
sehingga interaksi antara siswa dan komputer berlangsung secara dinamis
dalam bentuk stimulus-respon. Komputer bisa memberikan siswa kesempatan
untuk menyajikan input yang direspon komputer atau sebaliknya. Proses
berikutnya respons bisa dijadikan sebagai stimulus yang baru sehingga
adanya respons lanjutan yang akan semakin memperkuat daya ingat siswa
dalam konsep yang sedang dipelajari.
Dalam interaksi pembelajaran berbasis komputer, bahan ajar yang digunakan merupakan kumpulan teknik, software dan materi yang dirancang sedemikian rupa untuk memperlancar proses pembelajaran. Software komputer
harus mampu memotivasi siswa, sehingga siswa tertarik pada pembelajaran
tersebut. Kaput (1992:515) mengemukakan “Program pembelajaran berbasis
komputer tidak hanya didasarkan pada asumsi-asumsi yang dijadikan
sebagai panduan, tapi juga harus didasarkan pada kepiawaian pakar dalam
mengimplementasikan asumsi-asumsi tersebut dalam presentasi software tersebut, selaras dengan karakteristik software dan hardware yang digunakan”.
Sumber: http://dedi26.blogspot.com
Senin, 29 April 2013
Proses Pembelajaran Inovatif
Proses Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan adalah
salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini mampu
melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap
lingkungan. Pada proses ini guru dan siswa saling memberikan pengetahuan
tentang bagaimana hasil belajarnya bagi siswa dan proses pembelajaran
ini mengtamakan kreativitas siswa. Secara garis besar, dapat digambarkan
sebagai berikut:
Minggu, 28 April 2013
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
1. Media Visual
Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual. Jenis-jenis media visual antara lain:
- Gambar atau foto
- Sketsa
- Diagram
- Bagan
- Grafik
- Kartun
- Poster
- Peta atau Globe
- Papan Planel
- Papan Buletin
2. Media Audio
Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada lambang-lambang auditif. Jenis-jenis media audio antara lain:
- Radio
- Alat Perekam atau Tape Recorder
3. Media Proyeksi Diam
Jenis-jenis media proyeksi diam antara lain adalah:
- Film Bingkai
- Film Rangkai
- OHT
- Opaque Projektor
- Mikrofis
4. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual
Jenis-jenis media proyeksi gerak dan audio visual antara lain:
- Film Gerak
- Film Gelang
- Program TV
- Video
5. Multimedia
Vaughan (2004) menjelaskan bahwa "Multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Sedangkan Heinich dkk. (2005) mengatakan bahwa "Multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang terpadu seperti teks, grafik, animasi dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer.6. Benda
Benda-benda yang ada di alam sekitar dapat juaga digunakan sebagai media pembelajaran, baik itu benda asli ataupun benda tiruan.
Sumber: http://dedi26.blogspot.com
Lingkungan Pembelajaran yang Efektif
Lingkungan Pembelajaran yang Efektif
Penyediaan lingkungan pembelajaran
yang efektif meliputi strategi yang digunakan oleh seorang guru untuk
menciptakan sebuah pengalaman ruang kelas yang positif dan produktif.
Sering disebut manajemen ruang kelas (classroom management),
strategi untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang efektif tidak
hanya meliputi mencegah dan menanggapi perilaku yang buruk tetapi yang lebih penting adalah menggunakan waktu
kelas dengan sebaik-baiknya, menciptakan suatu atmosfer yang kondusif
bagi minat dan penelitian, dan membolehkan kegiatan yang melibatkan
pikiran dan imajinasi peserta didik. Kelas yang tidak mempunyai masalah
perilaku sama sekali tidak dapat dianggap sebagai kelas yang dikelola
dengan baik.
Kamis, 25 April 2013
Program Pengembangan Diri
Program Pengembangan Diri
Dalam Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa kurikulum
SMP/ MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Pengembangan diri bukanlah merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan dibimbing oleh
konselor (Guru BK/BP), guru mata pelajaran, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler atau melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkaitan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik.
Rabu, 24 April 2013
Upaya Membantu Siswa Mengatasi Masalah Belajar
Upaya Membantu Siswa Mengatasi Masalah Belajar
Nah,, Setelah kemarin telah berbagi tentang penyebab masalah belajar,
sekarang saya akan ulas tentang upaya membantu siswa mengatasi masalah
belajar. Sebenarnya bagaimana sih cara mengatasinya .. mari kita simak
baik-baik.
Para ahli telah mengajukan langkah-langkah yang ditempuh untuk
melaksanakan pemecahan masalah belajar. Ross dan Stanley (dalam
depdikbud,1985:38) menyatakan bahwa tahapan dalam pemecahan masalah
belajar sebagai berikut:
Minggu, 21 April 2013
Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar di Sekolah Dasar
Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar di Sekolah Dasar
Dalam proses pembelajaran tentu saja mengharapkan suatu hasil belajar yang baik yang tercapainya suatutujuan pembelajaran.
Akan tetapi dalam suatu pembelajaran pasti akan adanya suatu masalah yang timbul. .
Secara garis besar, faktor yang menjadi penyebab terjadinya masalah
belajar menurut Kartadinata (1999; 72) ada dua faktor yaitu faktor
internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor dari luar
diri individu). Kedua faktor tersebut yaitu:
Langganan:
Postingan (Atom)