.

Breaking News

Minggu, 21 April 2013

Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar di Sekolah Dasar

Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar di Sekolah Dasar


Dalam proses pembelajaran tentu saja mengharapkan suatu hasil belajar yang baik yang tercapainya suatutujuan pembelajaran.
Akan tetapi dalam suatu pembelajaran pasti akan adanya suatu masalah yang timbul. Eye rolling smile. Secara garis besar, faktor yang menjadi penyebab terjadinya masalah belajar menurut Kartadinata (1999; 72) ada dua faktor yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor dari luar diri individu). Kedua faktor tersebut yaitu:


Nah!!! Apa saja yang memjadi penyebab masalah yang timbul tersebut
  • Faktor Internal (faktor yang berasal dari diri siswa) antara lain meliputi
    • Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ tubuh, alat bicara,  gangguan panca indra, cacat tubuh, serta penyakit menahun (asma, alergi dan sebagainya)
    • Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental) seperti kemampuan mental kurang, taraf kecerdasan kurang.
    • Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri, tercekam rasa takut, kebencian, serta ketidakmatangan emosi.
    • kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, tidak teratur dalam belajar, kurang berminat pada pelajaran sekolah, malas, sering terlambat datang ke sekolah, sering bolos dan sering tidak mengikuti pelajaran, terlalu banyak bermain atau kegiatan yang tidak mendukung keberhasilan belajar.
  • Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) antara lain meliputi
    • Sekolah, antara lain; 1) sifat kurikulum yang kurang fleksibel, 2) beban belajar telalu berat, 3) metode mengajar yang kurang memadai, 4) kurangnya alat dan sumber belajar
    • Keluarga (rumah), antara lain; 1) keluarga yang kurang harmonis, 2) keluarga retak, 3) kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak, 4) kondisi ekonomi yang kekurangan.
    • Masyarakat antara lain; adat dan kebiasaan masyarakat yang kurang mendukung kegiatan belajar di sekolah, teman sebaya yang memiliki perilaku kurang baik,
Sedangkan menurut Burton (1952), variabel yang mempengaruhi proses belajar mengajar dapat dikelompokan menjadi dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa.
  • Faktor-faktor dari dalam diri siswa, antara lain ;
    • Kelemahan fisik, seperti tidak berkembangnya susunan syaraf pusat karena cacat atau sakit, kurang berkembangnya panca indera sehingga menyulitkan proses interaksi, menderita penyakit menahun, dan ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi.
    • Kelemahan-kelemahan mental, seperti cacat mental, kurang semangat, serta pengalaman-pengalaman traumatis.
    • Kelemahan-kelemahan emosional, seperti rasa tidak aman, phobia, maupun ketidakmatangan.
    • Kelemahan-kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah, seperti banyak melakukan kegiatan yang bertentangan dengan aktivitas sekolah.
    • Tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti membaca, menghitung, dsb.
  • Faktor-faktor dari luar diri siswa, antara lain ;
    • Kurikulum yang seragam, bahan dan buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan.
    • Beban belajar-mengajar yang terlalu berat bagi siswa dan guru.
    • Populasi siswa yang terlalu besar dalam kelas.
    • Terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler.
    • Kekurangan gizi.
Menurut Depdikbud (1995) Faktor yang menyebabkan masalah belajar adalah ;  a) lemahnya motivasi belajar, b) kurang intensifnya bimbingan pengajar, c) kurangnya kesempatan berlatih  atau  berprak­tik, d) tidak ada upaya dan kesempatan  reinforcement, e) kurang gairah belajar karena kurang jelasnya tujuan. Lebih  lanjut Callis (dalam Depdikbud, 1995) menje­laskan bahwa masalah belajar  disebabkan  oleh :  a) kurang informasi dan kurang pengertian tentang diri sendiri (lack of informatiaon and undertanding about self), b) kurang informasi dan kurang pengertian tentang lingkun­gannya (lack of information and understanding of the envi­ronmentaly), c) kurang trampil (lack of skill). 
Source : http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-40568.html#.UVH7KqKl7-s



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hubungi Kami via SMS/WA: 087864437541 | IG: yoyoapriyanto | by YOYO APRIYANTO